SELAMAT DATANG DI IVAN ANTARIKSA

Minggu, 05 Juni 2011

(*_*) Awasi Piston Baret Akibat Oli (*_*)

Kejadian piston dan liner baret sangat berefek sangat besar. Hal tersebut bisa menyebabkan kompresi bocor dan tenaga ngedrop. Penyebab utamanya adalah pemakaian oli yang terlalu lama yang pada umumnya oli sudah sangat kotor. Oli kotor ini tingkat friksinya terlalu besar dan mempermudah baret pada piston.

Kalau sudah baret yang pasti akan berakibat pada kompresinya, dan menyebabkan ngedropnya tenaga mesin. Solusi yang di tempuh untuk mengatasinya hanya bisa dengan cara oversize hingga batas maksimal yaitu 100. Oversize itu memperbesar diameter liner silinder ikuti diameter piston baru. Mulai dari oversize 25 (0,25 mm) sampai oversize 100 (naik 1 mm) dan kalau lebih namanya bore-up. Untuk meminimalisasi kerusakan dinding piston, selalu jaga kondisi oli di dalam bak mesin. Kalau memang waktunya diganti, jangan biasakan ditunda apalagi sampai volumenya dibiarkan berkurang dari 1.000 ml. Kemudian biasakan juga melakukan pemanasan mesin saat pertama kali motor dihidupkan sekitar 5 menit. Agar pelumas yang masih berada di bawah dapat terangkat ke atas dan benar-benar maksimal melumasi komponen yang bergesekan.

(*_*) Pengapian Pada Motor (*_*)

Didalam pengapian motor terdiri dua sistem pengapian yaitu sistem pengapian ac (motor supra) dan sistem pangapian dc (motor karisma).

. Sistem AC-CDI

Sistem ini dinamakan sistem AC karena arus yang masuk CDI adalah Arus bolak balik (alternating Current), yaitu arus listrik yang langsung berasal dari eksitasi oleh karena itu CDI jenis ini dinamakan AC-CDI. Cara kerjanya, arus dari kumparan eksitasi disearahkan oleh rectifier, kemudian terjadi pengisisan pada kapasitor. arus mengalir ke SCR yang kemudian di bias balik. setelah SCR menerima arus dari pulser yang berupa pulsa,pulsa tersebut menetralisir efek penghalang dari gerbang. arus anoda bertambah secara nyata, dengan reduksi teganagn sasaat melalui SCR tersebut. sekali hantaran telah dimulai, maka gerbang akan kehilangan semua kontrol sampai arus telah arus telah direduksi menjadi kira-kira sebesar nol SCR tersebut. maka SCR akan membuka dan arus akan mengalir ke ground sehingga terjadi bunga api pada busi. Pada AC CDI arus yang keluar dari coil ignition dipengaruhi oleh putaran mesin, sehingga semakin besar putaran mesin, semakin besar pula arus yang dihasilkan.

· Sistem DC-CDI

Sistem ini dinamakan sistem DC karena arus CDI disuplai oleh baterai, sehingga arus yang masuk adalah arus DC (Direct Current). keuntungan dari sistem ini adalah arus yang masuk cenderung tetap karena arus tidak tergantung pada putaran mesin, sehingga tegangan pengapian pada elektroda busi relatif stabil. cara kerjanya CDI DC disuplai dengan baterai, didalam CDI tersebut terdapat transformer yang berfungsi menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi 220-300volt, tegangan ini selanjutnya disalurkan ke dioda untuk disearahkan. transformator dapat bekerja menginduksi arus DC dari baterai dikarenakan adanya transistor jenis npn yang bekerja sebagai saklar. Arus dari dioda ini selanjutnya disalurkan ke kapasitor, sehingga pada kasipasitor. saat sinyal dari generatr pulser mengalir ke SCR, efek penghalang dari SCR akan di netralisir, pada saat ini muatan listrik yang disimpan di dalam kapasitor di lepaskan ke kukmparan primer koil pengapian dan di perbesar lagi oleh kumparan sekunder, tegangan tinggi dari koil ini selanjutnya dialirkan ke busi sehingga pada busi terjadi loncatan bunga api.

KESIMPULAN
Kelebihan :
· AC-CDI : Pada waktu mesin putaran tinggi, arus yang dihasilkan semakin besar sehingga tegangan sekunder koil pengapian akan lebih besar.
· DC-CDI : Arus yang masuk ke unit CDI relatif stabil, karena tidak tergantung dari putaran mesin, sehingga tegangan sekunder koil pengapian relatif stabil.
Kekurangan :
· AC-CDI : arus yang masuk ke unit CDI tergantung dari putaran mesin, jadi pada waktu putaran rendah arus yang dihasilkan kecil.
· DC-CDI : Baterai harus selalu dalam keadaan terisi penuh (baterai dan sistem pengisian harus dalam kondisi baik)